Sejarah mencatat bahwa sejak awal 1900-an, di masa-masa genting akhir kekuasaan Islam global (menuju runtuhnya Khilafah tahun 1924), Freemason—organisasi elit rahasia Barat—mulai menyusup ke berbagai lini di Nusantara. Fokus utama mereka adalah Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, pusat kebudayaan dan kekuasaan Islam di tanah Jawa kala itu.
📍 Mengapa Yogyakarta?
Karena di situlah peran Islam dan budaya menyatu kuat, menjadi benteng pertahanan akidah dan syariat Islam. Jika Yogyakarta bisa dikendalikan, maka akar Islam di tanah Jawa pun akan pelan-pelan lapuk!
---
🧠 Cara Kerja Freemason: Menyusup Lewat Budaya dan Pemikiran
Freemason tidak langsung menyerang secara fisik, tapi mereka memakai metode infiltrasi halus:
1. Membentuk klub elit rahasia seperti Loji Freemason dan Theosofi.
2. Menarik para bangsawan dan priyayi untuk membebek pada Barat, bukan pada Islam.
3. Membalik narasi Islamisasi menjadi "Arabisasi", seolah hijrah, syar'i, dan berjilbab itu bukan budaya Nusantara.
> Maka tak heran sejak saat itu muncul stigma seperti:
“Jilbab itu ke-Arab-araban.”
“Islam itu kaku, tidak toleran.”
“Kalau cinta budaya Jawa jangan sok Arab!”
& wanita-wanita banyak yang memilih tidak berhijab terutama wanita Kraton bahkan putri kraton sendiri pun sekarang tak berhijab karena alasan menjaga budaya & tradisi leluhur.
Padahal semua itu adalah agenda mereka untuk memutus ikatan umat dengan Islam murni & kaffah, dan mengagungkan budaya lokal secara fanatik hingga melampaui syariat.
---
📚 Muhammadiyah: Awalnya Perlawanan Ideologis
Lahirnya Muhammadiyah pada 1912 di bawah KH. Ahmad Dahlan, pada dasarnya adalah bentuk:
Perlawanan terhadap dominasi pemikiran Freemason.
Perlawanan terhadap penjajahan dan pemurtadan.
Upaya mengembalikan Islam ke dalam pendidikan dan kehidupan umat.
📢 Tapi hari ini, sayangnya...
Tak sedikit lembaga pendidikan Muhammadiyah atau bahkan lembaga pendidikan Islam umumnya yang mulai terinfeksi pemikiran liberal dan pluralisme agama. Bahkan kadang terlalu toleran hingga mengaburkan prinsip akidah.
---
🕌 Bukti-Bukti Penyusupan Freemason
1. Di kawasan Kraton Yogyakarta, masih ada bekas Loji Freemason.
2. Banyak bangunan kolonial dengan simbol mata satu, segitiga, sinar matahari—semua simbol khas Freemason.
3. Arsip Belanda menunjukkan bahwa banyak pejabat pribumi ikut serta dalam organisasi ini atas nama “kemajuan”.
> Semua dilakukan dengan dalih "memajukan bangsa”, padahal perlahan mengikis peran Islam dan menyuburkan sekularisme.
---
🧾 Dalil Penting: Jangan Tertipu dengan Musuh Berwajah Ramah
قَدْ بَدَتِ ٱلْبَغْضَآءُ مِنْ أَفْوَٟهِهِمْ ۖ وَمَا تُخْفِى صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ
"Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan hati mereka lebih besar lagi."
(QS. Ali Imran: 118)
---
✊ Kesimpulan & Seruan:
Freemason berhasil menyusup ke dalam budaya, sistem pendidikan, bahkan cara berpikir umat Islam.
Mereka ingin menjauhkan umat dari syariat, dengan membungkusnya dalam wacana budaya, nasionalisme, dan kemajuan modern.
Umat Islam hari ini WAJIB melek sejarah dan ideologi. Jangan sampai bangga budaya, tapi hilang aqidah!
Muhammadiyah & ormas Islam lainnya HARUS kembali ke khittah awal: menjadi garda depan perlawanan terhadap sekularisme dan liberalisme.
---
🕊️ Hikmah & Harapan:
Semoga Allah SWT memberikan kita bashirah (ketajaman mata hati) untuk bisa melihat musuh-musuh Islam dengan jernih.
Jangan mau dijauhkan dari ajaran Islam hanya karena takut dicap “ke-Arab-araban”!
Islam itu bukan budaya asing. Islam adalah jalan hidup, petunjuk dari langit untuk semua manusia di seluruh bumi ini.
Dan Nusantara adalah tanah yang pernah memuliakan Islam!
---
Wallahu a'lam bish-shawab.
TAKBIR! ALLAHU AKBAR!!
Posting Komentar untuk "🧱 KISAH SUKSES FREEMASON MENYUSUP KE KESULTANAN"