Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
> مَن لَمْ يَهْتَمَّ بِأَمْرِ الْمُسْلِمِينَ فَلَيْسَ مِنْهُمْ
“Barang siapa yang tidak peduli terhadap urusan kaum Muslimin, maka dia bukan bagian dari mereka.”
(HR. Al-Hakim)
Hadits ini tegas, bukan basa-basi. Rasulullah tidak sedang berbicara soal adab tidur atau rutinitas pagi. Beliau sedang menyentil hati siapa pun yang hidup nyaman, tetapi tak peduli ketika umat Islam disembelih, dibantai, dilukai... seolah bukan bagian dari kita!
Setiap pagi, saat kita menikmati udara segar dan secangkir kopi, ada anak kecil di Gaza yang terbangun karena ledakan, bukan alarm.
Setiap kita merapikan sajadah Subuh, ada ibu Palestina yang merapikan jenazah anaknya dari puing-puing rumah yang dihancurkan rudal.
Dan saat kita membaca zikir pagi, ada bayi di Rafah yang mengucap tangis terakhirnya karena tak ada rumah sakit yang bisa menampung.
Lantas, kita cuma bilang “kasihan ya” lalu scroll berita dan lanjut hidup seperti biasa?
Maaf, tapi hadits tadi bilang:
“Bukan bagian dari mereka.”
Bukan Sekadar Simpati. Ini Masalah Akidah!
Peduli pada nasib saudara Muslim bukan sekadar “kemanusiaan.”
Ini amanah akidah! Ini bagian dari konsekuensi syahadat!
> إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” (QS. Al-Hujurat: 10)
Saudara bukan hanya yang serumah.
Saudara kita adalah yang sama-sama mengucap لا إله إلا الله.
Kalau tubuhmu digerakkan oleh iman, maka detak hatimu pasti ikut bergetar melihat darah Muslim tumpah di bumi Palestina, Suriah, Rohingya, Uighur dan lainnya.
Kapitalisme Membunuh Rasa Peduli
Kok bisa umat jadi cuek?
Jawabannya: karena sistem yang mengatur hidup kita adalah kapitalisme.
Kapitalisme mengajarkan:
> “Pedulikan dirimu sendiri. Yang penting kamu aman, kamu kenyang, kamu sukses.”
Makanya tak heran kalau sekarang umat Islam dipaksa menjadi egois. Bangun Subuh tapi tak pernah menyisipkan doa untuk saudara di Palestina. Sekolah tinggi, tapi tak tahu bagaimana peta penjajahan atas tanah Al-Quds. Kaya raya, tapi tak peduli bahwa harta umat sedang disedot oleh musuh Islam.
Sistem ini dibiarkan hidup oleh AS dan sekutunya, termasuk Israel, dengan pengkhianatan nyata para penguasa negeri Muslim yang justru menjadi budak kekuasaan Barat.
Mereka menormalisasi hubungan dengan Zionis, membeli senjata dari musuh, tapi menutup mata terhadap darah saudaranya.
Saatnya Kita Bangun — Bukan Sekadar Bangun Tidur!
Umat Islam harus sadar:
Bahwa kita satu tubuh.
Bahwa musibah di Gaza adalah tamparan untuk kita semua.
Bahwa diamnya kita, hari ini, akan ditagih hisabnya di akhirat nanti!
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
> مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ
“Perumpamaan kaum mukmin dalam kasih sayang, cinta, dan empatinya seperti satu tubuh. Jika satu anggota sakit, maka seluruh tubuh merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Bukhari-Muslim)
Lalu...
Masih bisa tidur nyenyak saat Gaza terbakar?
Masih nyaman belanja online ketika anak-anak Palestina minta air?
HIKMAH & HARAPAN
Mari jadikan Subuh kita bukan hanya awal hari, tapi awal kesadaran peradaban.
Bangun bukan hanya tubuh, tapi juga jiwa dan akal.
Bangkitkan kepedulian umat, bangun kembali kesatuan, ganti sistem kufur kapitalis ini dengan syariat Islam kaffah.
Jangan menunggu semua terbakar untuk berkata: “Kenapa dulu aku diam?”
> إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“Jika kalian menolong agama Allah, niscaya Allah akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian.” (QS. Muhammad: 7)
TAKBIRR...!!!
ALLAHU AKBAR!!!!
Posting Komentar untuk "Kalau Antum Bangun Subuh Tapi Tak Peduli Nasib Umat, Masih Layakkah Diaku Umat Nabi Muhammad?‼️"