Malam Ahad, 13 Dzulqa’dah 1446 H bertepatan dengan 10 Mei 2025 M, kembali digelar Ngaji Jimad (Ngaji Malem Ahad) rutin yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Mangunjaya bertempat di Masjid Al-Islah. Kajian yang dimulai ba’da Maghrib ini menghadirkan KH. Sutarman, M.BA. sebagai narasumber utama.
Doa Sebelum Menuntut Ilmu: Niat yang Benar Menjadi Awal Keberkahan
Kyai Sutarman membuka pengajian dengan mengingatkan pentingnya doa sebelum menuntut ilmu. Beliau membacakan doa:
رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا، وَارْزُقْنِي فَهْمًا، وَرِزْقًا حَلَالًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
"Rabbi zidnī ‘ilmā, warzuqnī fahmā, wa rizqan ḥalālan ṭayyiban, wa ‘amalan mutaqabbalā"
Artinya: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu, berilah aku pemahaman, rezeki yang halal dan baik, serta amal yang diterima.”
Membaca bismillah sebelum belajar adalah keharusan. Meskipun tidak harus dikeraskan, yang penting niatnya sudah benar dan tulus karena Allah.
---
Pembahasan Utama: Qodho’ul Hajat dan Adabnya dalam Islam
1. Islam dan Kesempurnaan Aturannya
Islam tidak hanya mengatur ibadah mahdhah seperti salat dan puasa, tetapi juga hal-hal yang kelihatannya sepele seperti adab buang hajat. Kata Kyai Sutarman, qodho artinya menunaikan, dan hajat artinya keperluan. Maka qodho’ul hajat berarti menunaikan keperluan (buang air).
2. Membaca Doa Sebelum Masuk WC
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
بِسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
"Bismillāh, Allāhumma innī a‘ūdzu bika minal khubutsi wal khabā’its."
Artinya: “Dengan nama Allah, ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari jin jantan dan jin betina.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Doa ini dibaca sebelum masuk ke tempat buang hajat, terutama tempat yang tertutup. Bila di tempat terbuka, dibaca saat menyingkap pakaian.
3. Menjaga Lisan saat Buang Hajat
Ketika buang air, hendaknya diam, tidak berbicara, tidak menjawab salam, dan tidak berdzikir dengan lisan.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma:
أنَّ رَجُلًا مَرَّ على النبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم وهو يَبُولُ فسلَّم عليه، فلم يَرُدَّ عليه
Artinya: “Ada seorang laki-laki melewati Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam saat beliau sedang buang air kecil, lalu orang itu memberi salam, namun Nabi tidak menjawab salamnya.” (HR. Muslim)
4. Tidak Berdua-duaan Saat Buang Hajat
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu:
"لَا يَخْرُجَنَّ الرَّجُلَانِ يَتَحَدَّثَانِ وَهُمَا يَبُولَانِ، فَإِنَّ اللَّهَ يَمْقُتُ عَلَى ذَلِكَ"
Artinya: “Janganlah dua orang keluar lalu buang air (bersama-sama) sambil berbicara, karena Allah membenci hal itu.” (HR. Ahmad)
Ada ulama yang menghukumi makruh, bahkan sebagian mengatakan haram berbicara saat buang hajat kecuali untuk hal darurat.
5. Tidak Menghadap dan Tidak Membelakangi Kiblat
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"إِذَا قَعَدَ أَحَدُكُمْ لِحَاجَتِهِ، فَلَا يَسْتَقْبِلِ الْقِبْلَةَ، وَلَا يُوَلِّهَا ظَهْرَهُ"
Artinya: “Apabila salah seorang dari kalian duduk untuk buang hajat, maka janganlah ia menghadap kiblat dan jangan pula membelakanginya.” (HR. Muslim)
Kata Kyai Sutarman, untuk bangunan yang tertutup hukumnya menjadi khilaf di kalangan ulama. Namun yang terbaik tetap menghindari arah kiblat.
6. Mencari Tempat yang Tertutup dan Aman
Islam mengajarkan agar buang air dilakukan di tempat yang tertutup agar aurat tidak terlihat, dan tidak mengganggu orang lain. Contohnya Rasulullah jika buang air selalu menjauh dan bersembunyi (HR. Abu Dawud).
7. Larangan Buang Air di Lubang
Rasulullah bersabda:
"لَا يَبُولَنَّ أَحَدُكُمْ فِي جُحْرٍ فِي الأَرْضِ"
Artinya: “Janganlah salah seorang dari kalian kencing di lubang di tanah.” (HR. Abu Dawud)
Karena lubang bisa jadi sarang jin atau hewan kecil, dan Islam mengajarkan adab bahkan kepada makhluk gaib sekalipun.
8. Jangan Buang Air di Tempat Orang Berteduh atau Duduk
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
"اتَّقُوا اللَّاعِنَيْنِ، قَالُوا: وَمَا اللَّاعِنَانِ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: الَّذِي يَتَخَلَّى فِي طَرِيقِ النَّاسِ، أَوْ فِي ظِلِّهِمْ"
Artinya: “Jauhilah dua perbuatan yang mendatangkan laknat.” Para sahabat bertanya, “Apa itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “(Yaitu) buang air di jalan umum atau di tempat orang berteduh.” (HR. Muslim)
---
Hikmah dan Harapan
Kajian malam ini mengajarkan kita bahwa Islam adalah agama yang sempurna. Bukan hanya mengatur hubungan kita dengan Allah (ḥablumminallāh), tapi juga dengan manusia (ḥablumminannās), bahkan juga dengan diri sendiri dan makhluk yang tak terlihat. Tidak ada ajaran yang sekomprehensif Islam, hingga persoalan buang air kecil dan besar pun diatur dengan adab dan etika.
Harapannya, semoga kaum Muslimin senantiasa menjaga adab dan kebersihan, serta tidak meremehkan perkara yang dianggap sepele. Karena adab adalah pintu dari segala ilmu dan amal yang diterima Allah.
---
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
"Berlomba-lombalah dalam kebaikan." (QS. Al-Baqarah: 148)
وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ
Posting Komentar untuk "☕Jimad (Ngaji malem Ahad) - Adab Buang Hajat: Dalam Islam diatur Hingga Hal yang Dianggap Sepele✨"