Tafakur, Ibadah yang Mengantarkan kepada Kebenaran

  📒: Tafsir Jalalain, karya Imam Jalaluddin Al-Mahalli & Imam Jalaluddin As-Suyuthi.

Sabtu, 16 Sya'ban 1446 H / 15 Februari 2025 M
🗓️Kalender Global Muhammadiyah

Dalam Islam, berpikir dan merenungi ciptaan Allah adalah ibadah yang sangat agung. Rasulullah ﷺ bersabda:


تَفَكُّرُ سَاعَةٍ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سَبْعِينَ سَنَةً

"Berpikir sesaat lebih baik daripada ibadah selama tujuh puluh tahun." (HR. Abu Syaikh dalam Thabaqat al-Asfahaniyin)


Hadits ini mengajarkan bahwa tafakur, yaitu merenungi keagungan Allah dan tanda-tanda kebesaran-Nya, memiliki nilai yang luar biasa. Seorang hamba yang merenungi ciptaan Allah akan semakin memahami kebesaran-Nya, sehingga hatinya semakin tunduk dan taat dalam beribadah.


Allah juga berfirman dalam Al-Qur’an:


أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

"Apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu secara main-main (sia-sia) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?" (QS. Al-Mu’minun: 115)


Ayat ini menegaskan bahwa kehidupan manusia bukanlah tanpa tujuan. Kita tidak dibiarkan begitu saja tanpa arah dan pertanggungjawaban. Tafakur akan mengingatkan kita bahwa ada kehidupan setelah mati, ada hari pembalasan, dan ada konsekuensi dari setiap amal perbuatan kita di dunia.


Dalam Islam, dzikir yang paling agung bukan hanya yang diucapkan oleh lisan, tetapi yang berasal dari hati dan bersambung dengan pemikiran (fikrah). Dzikir yang benar adalah yang membuat seseorang semakin dekat dengan Allah, memahami kebesaran-Nya, dan terdorong untuk menjalankan syariat-Nya. Allah berfirman:


وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), 'Wahai Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia; Maha Suci Engkau, maka lindungilah kami dari azab neraka.’" (QS. Ali 'Imran: 191)


Islam tidak menilai hasil dari tafakur seseorang, tetapi lebih kepada prosesnya. Seseorang yang berusaha mencari kebenaran akan mendapatkan pahala dan petunjuk. Tafakur yang benar akan membentuk pola pikir yang lurus, menjauhkan diri dari kesesatan, dan menanamkan keyakinan yang kokoh terhadap ajaran Islam yang murni.


Maka dari itu, marilah kita biasakan diri untuk merenungi kebesaran Allah, memperhatikan ayat-ayat-Nya yang tersebar di alam semesta, dan menjadikan tafakur sebagai sarana untuk meningkatkan iman dan ketakwaan kita. Jangan biarkan hidup kita berlalu tanpa makna, tanpa memahami tujuan penciptaan kita. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang senantiasa bertafakur dan mendapatkan petunjuk-Nya.


وَاللَّهُ الْمُوَفِّقُ وَالْهَادِي إِلَىٰ سَوَاءِ السَّبِيلِ

"Allah-lah yang memberi taufik dan petunjuk ke jalan yang lurus."


Posting Komentar untuk "Tafakur, Ibadah yang Mengantarkan kepada Kebenaran"