By: Ust. Doni Riw 📍Yogyakarta
Ketika pemimpin besar dunia penuh keangkuhan dan kesombongan, sering kali muncul bencana yang meluluhlantakkan negeri mereka. Donald Trump pernah dengan jumawa menyatakan, “Akan kujadikan Timur Tengah bak neraka!” Namun, sebelum ambisinya terwujud, Amerika Serikat justru dilanda kebakaran dahsyat yang menghancurkan wilayahnya. Fenomena ini bukan kebetulan, tetapi tanda bahwa ada kekuatan maha besar yang melampaui kekuasaan negara adidaya sekalipun.
Kisah serupa terjadi di China. Presiden Xi Jinping dengan percaya diri mengatakan bahwa tidak ada kekuatan yang mampu menghentikan China. Namun, sekejap setelah itu, wabah Covid-19 merebak tanpa kendali, melumpuhkan seluruh negeri. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa kesombongan penguasa sering kali menjadi penyebab turunnya musibah, meskipun yang menderita adalah rakyatnya.
Dalam Islam, tanggung jawab pemimpin sangat besar. Rasulullah ﷺ pernah mengirim surat kepada Kaisar Romawi, Heraklius, mengajaknya masuk Islam. Beliau bersabda bahwa jika Heraklius menerima Islam, ia akan mendapatkan pahala berlipat sebanyak rakyatnya. Namun, jika menolak, ia akan menanggung dosa mereka. Sebagaimana Allah berfirman:
وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٖ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِيكُمۡ وَيَعۡفُواْ عَن كَثِيرٖ
"Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah akibat perbuatan tanganmu sendiri; dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. Asy-Syura: 30)
Pemimpin yang menyimpang akan membawa rakyatnya menuju kehancuran. Sebaliknya, pemimpin yang taat kepada Allah akan membawa rakyatnya menuju keselamatan dan kesejahteraan. Rasulullah ﷺ adalah teladan utama sebagai pemimpin yang tidak hanya memimpin dengan kekuatan, tetapi juga dengan ketakwaan. Setelah beliau wafat, kepemimpinan diteruskan oleh Khulafaur Rasyidin yang menjadikan syariat Islam sebagai pedoman.
Sunatullah ini tetap berlaku hingga kini. Ketika dunia dipimpin oleh pemimpin arogan yang jauh dari nilai-nilai agama, rakyatlah yang menanggung derita. Hal ini diperparah dengan sistem sekuler kapitalis yang menyingkirkan peran agama dalam pemerintahan. Sebagai akibatnya, kebijakan yang dibuat sering kali tidak memperhatikan moralitas, keadilan, dan kemaslahatan umat.
Islam mengajarkan bahwa seorang pemimpin memiliki tanggung jawab besar di akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
"Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk menegakkan kepemimpinan yang berlandaskan syariat Islam, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah ﷺ dan para khalifah setelahnya. Dengan kepemimpinan yang lurus, umat akan merasakan kedamaian dan keberkahan yang sejati.
Semoga peristiwa kebakaran di Amerika dan tragedi serupa menjadi pelajaran bagi umat Islam untuk kembali kepada syariat Islam. Sudah saatnya Islam bangkit kembali, menjadi rahmatan lil alamin, dan memimpin peradaban dunia dengan keadilan dan kebenaran.
Wallahu a'lam bissowab...
Posting Komentar untuk "KEBAKARAN AMERIKA: Antara Arogansi Penguasa dan Derita Rakyatnya"