Alhamdulillah, tahun ini (2025) menjadi moment bersejarah bagi umat Islam di Indonesia. Untuk sekian kalinya setelah beberapa tahun terakhir Pemerintah Indonesia sering belakangan dalam penetapan Idul Adha alias sering keduluan oleh Mekkah, Arab Saudi sebagai pusat ibadah haji dalam penetapan hari raya Idul Adha. Akhirnya pada tahun ini 2025/1446 H Pemerintah Indonesia, Arab Saudi, dan ormas-ormas Islam seperti Muhammadiyah serempak menetapkan 1 Dzulhijjah 1446 H jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025 M. Dengan demikian, Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1446 H akan jatuh pada Jum'at, 6 Juni 2025 M secara serentak! Ini tentu kabar yang sangat menggembirakan!.
Selama 4-5 tahun ke belakang, kita menyaksikan perbedaan terus terjadi. Pemerintah Indonesia yang berpegang pada imkan rukyat lokal, sering kali menetapkan Idul Adha sehari setelah Arab Saudi karena tidak berhasil melihat hilal. Hal ini menyebabkan ormas seperti Muhammadiyah yang menggunakan hisab wujudul hilal (sekarang & besok akan resmi beralih menggunakan KHGT - Kalender Islam Global), serta kelompok seperti HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) dan MTA (Majelis Tafsir Al-Qur'an) yang selalu mengikuti Arab Saudi sebagai pusat ibadah haji, selalu lebih dulu melaksanakan Idul Adha. Akibatnya, shalat Idul Adha sering digelar sendiri-sendiri. Tapi tahun ini, HTI, MTA, dan umat Islam dari berbagai ormas bisa bersatu dalam satu shaf solat Ied! Maka pentingnya dakwahkan Persatuan disaat hari raya-nya sama! Bareng! Serentak!
Sayangnya, euforia ini belum sepenuhnya sempurna. Negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam justru menetapkan 1 Dzulhijjah pada Kamis, 29 Mei 2025, dan Hari Raya Idul Adha mereka jatuh pada Sabtu, 7 Juni 2025. Padahal, mereka juga tergabung dalam forum MABIMS yang katanya bertujuan menyatukan kriteria kalender Hijriyah di Asia Tenggara. Tapi kenyataannya... tetap beda!
Ini jadi bukti bahwa selama sekat-sekat nasionalisme dan politik praktis masih menjadi acuan, maka persatuan umat hanya akan menjadi jargon kosong. Betapa indahnya jika umat Islam satu kalender, satu waktu, dan satu kepemimpinan global! Kalo kalender masehi aja bisa sama masa kalender Islam mau terus berbeda-beda??!!
KHGT: Kalender Umat, Bukan Sekadar Jadwal!
Sejak awal 1446 H, Muhammadiyah gencar mempromosikan KHGT (Kalender Hijriyah Global Tunggal). Sistem ini berbasis pada hisab global, tanpa sekat negara dan wilayah. Sayangnya, di bulan Syawal 1446 H kemarin, KHGT urung digunakan dan Muhammadiyah kembali memakai wujudul hilal yg sifatnya lokal. Namun, semoga 1 Muharram 1447 H mendatang menjadi titik balik penggunaan KHGT secara konsisten.
KHGT ini bukan sekadar ikhtiar teknis, tapi bagian dari ikhtiar syar’i dalam mempersatukan umat dalam waktu ibadah. Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan:
إِنَّ هَِذـهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةٌ وَاحِدَةٌ وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُوْنِ
"Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu. Dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku."(QS. Al-Mu’minun: 52)
Dalam hadits pun ditegaskan:
المسلمون كالجسد الواحد، إذا اشتكى منه عضوًا تداعى لهِ سائرُ الجسدِ بالسهرِ والحمى
"Kaum Muslimin itu seperti satu tubuh. Jika satu anggota sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakannya dengan tidak bisa tidur dan demam."(HR. Bukhari dan Muslim)
HTI (Rukyat Global) & Muhammadiyah (KHGT): Dua Jalur, Satu Tujuan
HTI mendorong rukyat global dalam satu kepemimpinan khilafah. Muhammadiyah dengan KHGT mendorong penyatuan waktu ibadah secara ilmiah dan rasional. Keduanya berbeda metode tapi sejalan tujuan: menyatukan umat & sama-sama menolak konsep Nasionalisme!.
Selama khilafah belum tegak & khalifahnya belum ada, maka KHGT bisa jadi solusi taktis menuju kesadaran global umat. Menjadikan umat berpikir global dan meninggalkan sekat sempit nasionalisme!
Hikmah & Harapan
Idul Adha tahun ini jatuh di hari Jum’at, dua hari istimewa sekaligus! Semoga ini jadi awal kesadaran umat bahwa kita bisa bersatu! Bahwa umat ini mampu melangkah bersama jika mau kembali pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Mari kita dukung KHGT sebagai proyek umat, bukan proyek ormas. Mari dorong penggunaan KHGT di sekolah, masjid, dan kampus sebagai tonggak kebangkitan peradaban Islam. Dan mari kita prioritaskan Kalender Hijriyah-nya dibanding kalender Masehi-nya.
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Walillahil Hamd!
Jangan puas hanya takbir bareng… mari kita bersatu dalam sistem Islam yang kaffah!
© Aldy El-Jawi / Mas AL
Posting Komentar untuk "Refleksi Idul Adha 1446 H: Akhirnya Serentak, Tapi... Masih Ada Luka!"