Hari gini, masih banyak banget orang yang hidupnya cuma mikir: “yang penting duit masuk, soal halal-haram belakangan!” Bahkan ada yang ngomong gini, “duit haram aja susah apalagi yang halal” astagfirullah... Mental kayak gini tuh lahir dari sistem hidup yang hari ini mendominasi dunia: Kapitalisme.
Kapitalisme itu sistem yang menjadikan manfaat sebagai tolok ukur utama. Selama dianggap menguntungkan, maka halal-haram bisa disingkirkan. Zina? Dibiarkan, yang penting bayar pajak. Miras? Sah, yang penting setor ke negara. Riba? Udah mendarah daging! Bahkan negara sendiri nggak peduli rakyatnya bejat, yang penting pemasukan lancar.
Lalu apa akibatnya?
Bukan cuma kemiskinan dan ketimpangan sosial, tapi juga terjadi kerusakan pola pikir masyarakat. Umat jadi dicekoki gaya hidup materialistik. Mikirnya cuma soal duit, cuan, harta, kemewahan. Orang-orang berlomba-lomba pamer gaya hidup, tapi isi dompet minus. Akhirnya kejebak pinjol, judi online, cicilan riba dan hidupnya makin sengsara.
Pendidikan dijadikan komoditas. Kesehatan jadi barang mewah. Hukum jadi mainan. Rakyat dibiarkan bodoh, asal tunduk dan diam. Inilah buah busuk sistem kapitalis yang memisahkan agama dari kehidupan. Alias sekulerisme – fashlud diin ‘anil hayah – agama hanya boleh di masjid, tapi tidak boleh mengatur ekonomi, politik, dan hukum.
Padahal Islam itu bukan hanya agama ritual, tapi juga sistem kehidupan. Islam mengatur segalanya: dari shalat sampai jual beli, dari pernikahan sampai politik dan hukum negara.
Rasulullah SAW bersabda:
الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
“Imam (pemimpin) adalah perisai, orang-orang akan berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Tapi sekarang, perisai itu sudah hilang sejak runtuhnya Khilafah Utsmaniyah tahun 1924. Sejak itu, umat Islam terpecah-belah, tak punya pemimpin tunggal, tak punya pelindung. Sistem Islam ditinggalkan, diganti kapitalisme. Hukum Allah diabaikan, diganti hukum buatan manusia. Kewajiban negara dalam Islam untuk mengurus rakyat, kini berubah jadi bisnis dan kepentingan segelintir elit.
Allah Ta’ala menegaskan:
وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
“Barang siapa yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim.”
(QS. Al-Ma’idah: 45)
Astaghfirullah... Jangan-jangan kita termasuk orang dzalim yang membiarkan hukum Allah diabaikan?
---
Hikmah & Harapan:
Kita nggak boleh diam. Ini saatnya bangkit. Saatnya menyadarkan masyarakat lewat dakwah. Saatnya berani bicara kebenaran. Bahwa sistem kapitalis hanya membawa kehancuran, dan satu-satunya solusi adalah Islam secara kaffah.
Bukan cuma Muhammadiyah, NU, Persis, atau HTI atau bahkan FPI, tapi seluruh umat Islam harus bersatu melawan kezaliman ini.
Mari kembali kepada Islam – yang bukan hanya mengatur hati dan ibadah, tapi juga ekonomi, hukum, dan negara!
Wallahu a’lam bisshawab.
TAKBIR!!! ALLAHU AKBAR!!!
Posting Komentar untuk ""Ora Peduli Halal-Haram Sing Penting Cuan Masuk🫰🤑" – Gambaran Buruknya Sistem Kapitalis‼️"