🕌 Jejak Langkah di Kauman: Mencari Warisan Sang Pencerah
Beberapa tahun lalu, selepas menunaikan salat Subuh dan mengikuti kajian rutin di Masjid Gedhe Kauman, saya berjalan kaki menyusuri Alun-Alun Lor Yogyakarta. Melewati Kraton, saya belok ke arah barat, menunggu teman dari Bantul. Dalam penantian itu, saya iseng mencari langgar atau mushola yang pernah dibangun oleh KH. Ahmad Dahlan. Langgar ini dikenal sebagai Langgar Kidoel, terletak di Kampung Kauman, masuk ke dalam gang kecil, dan memiliki dua lantai. Bangunan ini menjadi saksi bisu perjuangan dakwah Sang Pencerah.
---
🏛️ Sejarah Langgar Kidoel: Titik Awal Pembaruan Islam
Langgar Kidoel dibangun oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1899 setelah langgar pertamanya dihancurkan oleh masyarakat yang tidak sepaham dengan visi dakwahnya. Di langgar ini, beliau mengajarkan ilmu agama, mendirikan madrasah, serta menyelenggarakan Taman Kanak-Kanak Al-Qur'an (TKA) dan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA). Langgar ini menjadi pusat pendidikan dan dakwah yang memadukan ilmu agama dan ilmu umum.
---
🔥 Tantangan dan Perlawanan: Menghadapi TBC (Takhayul, Bid'ah, Churafat)
KH. Ahmad Dahlan menghadapi tantangan besar dalam dakwahnya. Upaya beliau untuk memurnikan ajaran Islam dari praktik TBC (Takhayul, Bid'ah, Churafat) mendapat penolakan keras. Langgar Kidoel pernah dihancurkan oleh masyarakat yang tidak sepaham dengan pembaruan yang beliau bawa. Namun, semangat beliau tidak padam. Dengan dukungan dari keluarga dan murid-muridnya, langgar tersebut dibangun kembali dan menjadi pusat kegiatan dakwah yang lebih kuat.
---
👑 Dukungan Sri Sultan HB VII: Kolaborasi Ulama dan Penguasa
Perjuangan KH. Ahmad Dahlan mendapat dukungan penuh dari Sri Sultan Hamengkubuwono VII, penguasa Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat saat itu. Sultan HB VII menyadari bahaya kristenisasi yang mengancam umat Islam di Jawa. Beliau mendorong KH. Ahmad Dahlan untuk memperkuat dakwah dan pendidikan Islam guna membentengi umat dari pengaruh misi Kristen yang gencar dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda.
---
🌍 Muhammadiyah: Gerakan Pembaruan dan Perlawanan terhadap Kristenisasi
Melihat maraknya gerakan kristenisasi dan lemahnya pemahaman umat terhadap ajaran Islam yang murni, KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada 18 November 1912. Organisasi ini bergerak di bidang dakwah, pendidikan, dan sosial, dengan tujuan memurnikan ajaran Islam dan memperkuat keimanan umat. Muhammadiyah menjadi benteng pertahanan umat Islam di Jawa dari pengaruh kristenisasi dan praktik-praktik yang menyimpang dari ajaran Islam.
---
🕋 Hikmah dan Motivasi: Menolong Agama Allah
Istri KH. Ahmad Dahlan pernah berkata, "Jika kita menolong agama Allah, maka Allah akan menolong kita dan meneguhkan hati kita." Pesan ini mengingatkan kita akan janji Allah dalam Al-Qur'an:
> يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
(QS. Muhammad: 7)
---
🚀 Semangat Fastabiqul Khairat: Berlomba dalam Kebaikan
Langgar Kidoel bukan sekadar bangunan bersejarah, tetapi simbol perjuangan dan semangat pembaruan Islam. Mari kita teruskan semangat KH. Ahmad Dahlan dengan berlomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat), memperkuat dakwah, dan membentengi umat dari pengaruh yang merusak akidah.
Takbir! Allahu Akbar!
Posting Komentar untuk "Langgar Kidoel KH. Ahmad Dahlan: Saksi Sejarah Pergerakan Islam ing Ngayogyakarta Hadiningrat‼️🔥"