Di era digital yang semakin canggih ini, berbagai fenomena astronomi dapat diprediksi dengan akurat. Misalnya, kita dapat mengetahui kapan akan terjadi hujan, gerhana matahari, gerhana bulan, hingga menentukan posisi bulan dengan sangat tepat. Semua ini dimungkinkan berkat berbagai perangkat lunak dan aplikasi yang dikembangkan untuk membantu umat manusia memahami pergerakan benda langit.
Salah satu aplikasi yang menarik untuk dibahas adalah Phases of the Moon. (Yang mau download aplikasinya bisa klik disini). Aplikasi ini mampu menampilkan fase bulan secara akurat berdasarkan perhitungan astronomis. Keakuratannya telah terbukti dalam beberapa tahun terakhir, terutama dalam penentuan awal bulan Hijriyah seperti Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.
Sebagai contoh, pada Sabtu malam Ahad, 29 Maret 2025, selepas Maghrib, aplikasi ini menunjukkan status "bulan baru", yang menandakan telah terjadi konjungsi. Hal ini berarti bulan telah memasuki siklus barunya dan memiliki umur 29 hari. Data ini sesuai dengan Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) yang diterbitkan oleh Suara Muhammadiyah sejak awal tahun 1446 H (2024 M). Kalender ini sejalan dengan Kalender Ummul Quro' Arab Saudi yang menetapkan Idul Fitri jatuh pada Ahad, 30 Maret 2025. Namun sangat disayangkan PP Muhammadiyah sejak Februari 2025 kemarin saat menjelang Ramadhan malah menunda penerapan KHGT dan katanya sih baru akan menerapkannya pada tahun 1447 H (mudah²an beneran jadi ya gak dibatalin lagi KHGT-nya hehe).
Selain itu, hasil rukyat global yang dilakukan oleh kelompok Hizbut Tahrir juga semakin membuktikan keakuratan perhitungan astronomis ini. Dalam siaran langsung di sebuah channel YouTube bernama Rayah TV pada dini hari, Hizbut Tahrir mengumumkan bahwa berdasarkan rukyat global, Idul Fitri jatuh pada Ahad, 30 Maret 2025. Konsep rukyat global ini mirip dengan metode hisab global yang digunakan dalam KHGT Muhammadiyah walaupun tahun ini PP Muhammadiyah pada Februari kemaren memutuskan menunda penerapan KHGT dan malah kembali memakai Wujudul Hilal (Hisab Lokal) mudah²an sih tahun 1447 H nanti beneran diterapkan deh hehe.
QS. Ar-Rahman Ayat 5 dan Keakuratan Perhitungan Astronomi
Dalam Al-Qur'an sendiri Allah ta'ala berfirman:
الشَّمْسُ وَالقَمَرُ بِحُسْبَانٍ
(Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan.) (QS. Ar-Rahman: 5)
Kata "husban" berasal dari akar kata "hisab" yang berarti perhitungan yang sangat akurat. Ini menunjukkan bahwa matahari dan bulan bergerak sesuai dengan sistem yang bisa dihitung dan diprediksi. Dengan perkembangan ilmu astronomi modern, ayat ini semakin terbukti kebenarannya, bahwa gerak benda langit bukanlah sesuatu yang acak, melainkan telah diatur oleh Allah dengan perhitungan yang sempurna.
Sejarah Ilmu Astronomi dalam Islam
Ilmu astronomi telah dikembangkan oleh banyak ilmuwan Muslim sejak zaman keemasan Islam. Sebelum dunia Barat mengenal peradaban modern, para cendekiawan Muslim telah berkontribusi besar dalam bidang ini. Beberapa tokoh penting dalam ilmu astronomi Islam antara lain:
Al-Battani – Menghitung tahun matahari dengan tingkat akurasi tinggi.
Al-Biruni – Menulis berbagai karya tentang pergerakan bulan dan matahari.
Ibnu Shatir – Mengembangkan teori orbit bulan yang lebih akurat.
Muhammad Abduh – Salah satu pemikir Islam modern yang mendukung integrasi ilmu dan agama.
Kyai Haji Ahmad Dahlan – Pendiri Muhammadiyah yang juga memahami astronomi, termasuk memperbaiki arah kiblat Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta dan menentukan awal bulan Hijriyah berdasarkan hisab.
Kehebatan peradaban Islam dalam ilmu pengetahuan berlanjut hingga runtuhnya Khilafah Turki Utsmani pada tahun 1924. Sejak saat itu, umat Islam mengalami kemunduran dalam berpikir dan kehilangan pengaruhnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Kemunduran Umat Islam dan Tantangan Persatuan
Setelah runtuhnya Khilafah, umat Islam terpecah ke dalam berbagai sekte dan ideologi, termasuk nasionalisme yang membuat mereka sulit bersatu. Konflik politik dan kepentingan individu semakin memperburuk keadaan. Contohnya, persoalan Palestina yang hingga kini belum terselesaikan menunjukkan bagaimana perpecahan ini melemahkan umat Islam secara global.
Padahal, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:
المسْلِمُ أَخُ المسْلِمِ
Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini mengajarkan bahwa umat Islam seharusnya bersatu dalam ukhuwah Islamiyah, bukan terpecah belah oleh perbedaan yang justru melemahkan mereka.
Hikmah & Harapan :
Kemajuan teknologi seperti aplikasi Phases of the Moon membuktikan bahwa ilmu hisab sangatlah akurat dan sesuai dengan prinsip dalam Al-Qur'an. Islam sejak dahulu telah menjadi pelopor ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang astronomi. Namun, pasca runtuhnya Khilafah, umat Islam mengalami kemunduran yang besar dalam berpikir dan bersatu.
Tantangan bagi umat Islam saat ini adalah mengembalikan kejayaan ilmu pengetahuan dan mempersatukan kembali kekuatan umat dalam satu visi yang lebih besar. Semoga dengan pemahaman yang lebih baik tentang ilmu dan agama, umat Islam dapat kembali memimpin peradaban dunia.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Posting Komentar untuk "⭐👨🚀Mengenal Aplikasi Phases of the Moon dan Kaitannya dengan Perhitungan Astronomi dalam QS. Ar-Rahman: 5☀️🌚🔭"