Syukur alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam. Hari ini, Selasa, 29 April 2025, kita masih diberi nikmat umur, nikmat sehat, dan berbagai karunia yang tak terhitung oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hari ini juga menandai awal bulan baru, 1 Dzulqa'dah 1446 H berdasarkan Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) atau merujuk pada Hisab Global.
Tak terasa, sekitar 38 hari lagi, kita, umat Islam, akan merayakan Idul Adha — Hari Raya Qurban atau Lebaran Haji, yang insyaAllah akan jatuh pada Jum'at, 6 Juni 2025 M atau 10 Dzulhijjah 1446 H. Uniknya, berdasarkan prediksi KHGT, Idul Adha tahun ini diperkirakan serentak, antara Muhammadiyah, Pemerintah RI, bahkan Arab Saudi sebagai pusat ibadah haji di Mekkah. Ini menjadi momentum persatuan hakiki umat Islam — karena sejatinya umat Islam itu adalah satu tubuh, tanpa sekat nasionalisme atau kelompok.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam:
> مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
"Perumpamaan orang-orang beriman dalam saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi itu seperti satu tubuh; jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh turut merasakan sakit, dengan tidak bisa tidur dan panas demam."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Begitu eratnya persatuan umat seharusnya. Dan ke depan, dalam dua bulan lagi, kita pun akan memasuki pergantian tahun baru 1447 H. Semua ini seharusnya menjadi renungan untuk kita semua: hari-hari terus berlalu, tahun berganti, namun sejauh mana kita bersyukur atas nikmat yang Allah berikan?
Sayangnya, banyak di antara kita yang lalai. Padahal Allah tidak pernah mendzolimi hamba-Nya, justru kita sendirilah yang sering mendzolimi diri sendiri. Allah Maha Pemurah, bahkan aib-aib kita saja Allah tutup rapat-rapat, supaya tidak terbongkar di hadapan manusia.
Allah Ta'ala berfirman:
> وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَـٰكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
"Kami tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri."
(QS. An-Nahl: 118)
Nikmat sehat, nikmat umur, nikmat Islam — semuanya dari Allah. Tetapi, apa balasan kita? Kita sering bermaksiat, kita sering lupa bahwa diri kita ini milik Allah. Bahkan lebih parah lagi, dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat, banyak manusia yang tidak berhukum dengan hukum Allah, malah berhukum dengan hukum buatan manusia.
Padahal Allah dengan tegas berfirman:
> فَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
"Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang Allah turunkan, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim."
(QS. Al-Maidah: 45)
Mengerikan sekali. Jika Allah yang menciptakan kita, memberi rezeki, menjaga kita, tetapi hukum-Nya kita abaikan dan kita ganti dengan buatan manusia, itu adalah bentuk kedzaliman terbesar terhadap diri sendiri.
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga mengingatkan:
> إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلَـٰكِنَّ النَّاسَ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
"Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun, akan tetapi manusialah yang menzalimi diri mereka sendiri."
(QS. Yunus: 44)
Allah itu Rahman dan Rahim. Bahkan untuk orang kafir pun Allah masih memberi makan, memberi udara, memberi kesempatan hidup. Bagaimana dengan kita yang sudah beriman? Sepatutnya kita lebih bersyukur, lebih tunduk, lebih taat kepada Allah.
Pergantian bulan dari Syawal ke Dzulqa'dah ini, dan menjelang Idul Adha serta tahun baru 1447 H, harus menjadi momentum instrospeksi diri. Apakah kita sudah benar-benar taat? Apakah iman kita hanya sekadar di lisan atau sudah benar-benar mendarah daging dalam amal?
Karena sejatinya iman itu:
> الإيمان معرفة بالقلب وقول باللسان وعمل بالأركان
"Iman itu adalah pengakuan di hati, pengucapan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan."
Maka mari kita sama-sama bertaubat, memperbaiki diri, dan berjanji untuk lebih dekat kepada Allah. Jangan sampai waktu terus berjalan, umur makin berkurang, tapi kita malah semakin jauh dari Allah. Na'udzubillah.
Hikmah dan Harapan
Semoga dengan datangnya bulan Dzulqa'dah ini:
Kita makin sadar bahwa segala nikmat adalah pemberian Allah dan bukan hasil dari kekuatan kita sendiri.
Kita bertekad untuk memperbaiki hubungan kita dengan Allah.
Kita siap untuk menyambut Idul Adha dan Tahun Baru Hijriyah dengan hati yang penuh taqwa dan amal sholeh.
Kita memperkuat komitmen untuk menegakkan hukum Allah dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari pribadi, keluarga, masyarakat, hingga negara.
Dan semoga kita semua bisa mengakhiri hidup dalam keadaan husnul khotimah. Aamiin Ya Rabbal 'Alamin.
Wallahu A'lam bishshawab.
Allahu Akbar!
Posting Komentar untuk "Allah iku Gak Pernah Dzolim Sama Hambanya!, Tapi Hambanya Sendiri Yang Dzolim Terhadap Dirinya! 😓🥀 (Renungan Dzulqa’dah✨)"