Alhamdulillah, hari ini kita sudah memasuki hari keempat Ramadhan, bulan yang penuh berkah, bulan yang di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, dan yang paling istimewa, bulan ini adalah bulan turunnya Al-Qur’an. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًۭى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍۢ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ
"Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (QS. Al-Baqarah: 185)
Dari ayat ini jelas bahwa Al-Qur’an bukan sekadar bacaan untuk mendapat pahala, tetapi lebih dari itu, ia adalah petunjuk hidup bagi seluruh manusia. Artinya, segala aspek kehidupan harus diatur berdasarkan Al-Qur’an, baik itu dalam ibadah, pergaulan, pendidikan, ekonomi, hingga politik. Islam tidak hanya mengatur bagaimana kita beribadah, tapi juga bagaimana kita bermuamalah, berbisnis, bahkan mengatur negara.
Sayangnya, banyak umat Islam hari ini yang hanya menjadikan Al-Qur’an sebagai bacaan tanpa memahami dan mengamalkannya. Bahkan ada yang hanya mengambil sebagian ajaran Islam yang sesuai dengan keinginannya, tetapi mengabaikan bagian lain yang sebenarnya juga wajib dijalankan. Padahal Allah ﷻ telah memperingatkan kita dengan firman-Nya:
أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ ٱلْكِتَٰبِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍۢ فَمَا جَزَآءُ مَن يَفْعَلُ ذَٰلِكَ مِنكُمْ إِلَّا خِزْىٌۭ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَيَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ يُرَدُّونَ إِلَىٰٓ أَشَدِّ ٱلْعَذَابِ ۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
"Apakah kamu beriman kepada sebagian isi Kitab dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tidak ada balasan bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kehinaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka akan dikembalikan kepada azab yang paling berat. Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu perbuat." (QS. Al-Baqarah: 85)
Inilah peringatan keras dari Allah ﷻ bagi siapa saja yang hanya mengambil Islam setengah-setengah. Contoh nyata di zaman sekarang, ada yang rajin sholat tapi bisnisnya riba. Ada yang rajin mengaji tapi akhlaknya kasar. Ada yang membela Islam tapi ketika berbicara politik, justru tidak mau Islam ikut campur. Padahal Islam itu sempurna, mengatur semua aspek kehidupan, termasuk kepemimpinan dan pemerintahan.
Rasulullah ﷺ sendiri mencontohkan bahwa Islam tidak hanya sebatas ibadah ritual, tapi juga menjadi sistem hidup yang mengatur segalanya. Ketika beliau ﷺ hijrah ke Madinah, beliau tidak hanya menjadi seorang imam shalat, tetapi juga menjadi pemimpin negara, mengatur hukum, ekonomi, sosial, bahkan hubungan internasional dengan negara lain. Maka sudah seharusnya umat Islam kembali kepada konsep Islam yang kaffah, bukan hanya setengah-setengah.
Allah ﷻ berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا ٱدْخُلُوا فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةًۭ وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّۭ مُّبِينٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah: 208)
Jadi, bulan Ramadhan ini jangan hanya kita jadikan momen untuk banyak membaca Al-Qur’an saja, tapi juga untuk memahami dan mengamalkannya. Jangan sampai kita hanya sekadar khatam berulang kali, tapi perilaku kita tetap jauh dari tuntunan Islam. Mari kita jadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita, dari hal-hal kecil hingga urusan besar, dari kehidupan pribadi hingga sistem sosial dan politik.
Semoga Ramadhan ini benar-benar membawa perubahan bagi kita semua. Kita tidak hanya menjadi pribadi yang lebih taat dalam ibadah, tapi juga menjadi hamba Allah yang menjalankan Islam secara utuh. Semoga kita dimudahkan untuk selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah, serta menjadi generasi yang membawa Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
Posting Komentar untuk "Ramadhan dan Al-Qur’an: Bulan Turunnya Wahyu"