Si Netanyahu Usir Warga Palestina: Bukti Kejahatan Zionis dan Lemahnya Solidaritas Negeri Muslim‼️

Senin, 11 Sya'ban 1446 H / 10 Februari 2025 M
🗓️Kalender Global Muhammadiyah

Baru-baru ini, si Benjamin Netanyahu, pada 6 Februari 2025 kemaren, menyarankan agar warga Palestina mendirikan negara di Arab Saudi, bukan di tanah air mereka. Pernyataan ini disampaikannya dalam wawancara saat kunjungan resminya ke Amerika Serikat. Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak akan membuat kesepakatan yang membahayakan negaranya, terutama terkait pembentukan negara Palestina. Ia menambahkan bahwa setelah peristiwa 7 Oktober, Gaza yang dipimpin Hamas adalah "negara Palestina," dan menurutnya telah terjadi "pembantaian terbesar sejak Holocaust." (cnbcindonesia.com)


Pernyataan tersebut tidak hanya menunjukkan sikap keras Israel terhadap aspirasi kemerdekaan Palestina, tetapi juga mencerminkan upaya untuk mengalihkan solusi konflik ke negara lain. Hal ini seolah mengabaikan hak historis dan legal rakyat Palestina atas tanah mereka sendiri. Netanyahu menyarankan bahwa Arab Saudi memiliki cukup lahan untuk menyediakan wilayah bagi berdirinya negara Palestina, yang sebenarnya merupakan bentuk pengusiran paksa secara halus.


Namun, respons dari negara-negara Arab menunjukkan penolakan terhadap gagasan tersebut. Mesir, misalnya, menolak segala upaya untuk menyelesaikan masalah Palestina dengan cara militer atau melalui pengusiran paksa warga Palestina dari tanah mereka. Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, menegaskan bahwa rakyat Mesir akan turun ke jalanan dan melakukan protes dalam jumlah jutaan jika ada upaya memindahkan pengungsi Gaza ke Sinai. (internasional.republika.co.id)


Sayangnya, meskipun ada penolakan terhadap pemindahan paksa warga Palestina, banyak negara Timur Tengah yang lebih fokus pada kepentingan nasional mereka masing-masing. Identitas nasionalisme yang kuat sering kali menghalangi solidaritas yang seharusnya diberikan kepada saudara-saudara mereka di Palestina. Ini menunjukkan lemahnya persatuan di antara negara-negara Muslim dalam menghadapi isu Palestina.


Dalam konteks ini, penting untuk mengingat bahwa Islam mengajarkan persaudaraan dan solidaritas di antara umat Muslim. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:


إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ


"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara." (QS. Al-Hujurat: 10)


Namun, realitas politik di Timur Tengah menunjukkan bahwa banyak negara lebih mengutamakan kepentingan nasional mereka daripada kepentingan umat secara keseluruhan. Hal ini diperburuk oleh penerapan sistem kapitalis-sekuler yang menekankan identitas nasionalisme dan mengabaikan prinsip-prinsip persatuan Islam.


Seharusnya, negara-negara Muslim bersatu dalam membela hak-hak saudara mereka di Palestina. Persatuan ini hanya bisa terwujud dengan kembali kepada ajaran Islam yang murni dan penerapan syariat Islam secara kaffah. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah melalui penegakan Khilafah Islamiyah yang akan menyatukan umat di bawah satu kepemimpinan dan membela hak-hak kaum Muslimin di seluruh dunia.


Dengan tegaknya Khilafah, umat Islam akan memiliki kekuatan politik dan militer yang mampu menghadapi agresi dan ketidakadilan yang menimpa mereka. Hanya dengan persatuan di bawah naungan Khilafah, umat Islam dapat bangkit dan membela hak-hak mereka yang telah dirampas. Takbir! Allahu Akbar!



Posting Komentar untuk "Si Netanyahu Usir Warga Palestina: Bukti Kejahatan Zionis dan Lemahnya Solidaritas Negeri Muslim‼️"