KH. Hasyim Asy’ari adalah salah satu ulama besar Nusantara yang tak hanya dikenal karena kealimannya dalam ilmu agama, tapi juga karena perjuangannya melawan penjajahan. Beliau dilahirkan pada 14 Februari 1871 M di Tambak Rejo, Jawa Timur, dan wafat pada 25 Juli 1947 M di Jombang. Sosok beliau bukan hanya seorang ulama, tapi juga pahlawan nasional yang memperjuangkan tegaknya Islam dan kemerdekaan umat dari cengkeraman penjajah.
KH. Hasyim Asy’ari adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia, yang berdiri pada 31 Januari 1926 M. NU didirikan sebagai reaksi terhadap kerusakan yang terjadi pasca runtuhnya Khilafah Utsmaniyah di Turki pada 1924 oleh Mustafa Kemal Attaturk. Saat itu, para ulama di berbagai belahan dunia termasuk Nusantara sangat terpukul. Maka berdirilah NU dengan semangat untuk membangkitkan kembali ghirah Islam, menyatukan ulama dan mempertahankan ajaran Islam dari serangan ideologi asing.
Yang menarik, KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) adalah sahabat dan bahkan murid dari guru yang sama, yaitu Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Meski NU dan Muhammadiyah memiliki corak manhaj yang berbeda, keduanya sejatinya lahir dari semangat yang sama: menegakkan Islam di tengah umat dan melawan penjajahan.
Sayangnya, saat ini banyak pihak atau oknum yang mengklaim diri sebagai bagian dari NU namun melenceng jauh dari khittah pendirinya. Paham-paham sekularisme, liberalisme, pluralisme agama, dan nasionalisme buta semakin menyusup ke tubuh organisasi. Bahkan tak sedikit yang berani menjadikan Islam hanya sebagai simbol budaya tanpa berupaya menegakkan syariat Islam secara kaffah. Ada yang lebih sibuk menjaga gereja ketimbang memperjuangkan penerapan hukum Islam, atau lebih bangga dengan "toleransi" versi Barat ketimbang menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.
Padahal, NU asli yang dirintis oleh KH. Hasyim Asy’ari adalah NU yang memerangi penjajah, memurnikan akidah, menjunjung tinggi syariat, dan bersaudara erat dengan sesama Muslim, tak peduli apapun suku & kebangsaannya.
---
📌 Hikmah & Harapan
Sudah saatnya NU kembali ke khittah-nya, sebagaimana yang dulu dibangun oleh KH. Hasyim Asy’ari: bersatu dalam ukhuwah Islamiyah, memberantas paham menyimpang, dan menegakkan Islam sebagai solusi seluruh problem umat. NU dan Muhammadiyah adalah dua saudara besar, bukan untuk saling bersaing, tapi saling menguatkan demi satu cita-cita mulia: tegaknya Islam rahmatan lil ‘alamin.
> “Al-Muslimu akhu al-Muslim, laa yazlimuhu wa laa yakhzuluhu wa laa yahqiruhu.”
“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak menzaliminya, tidak menelantarkannya, dan tidak menghinanya.” (HR. Muslim)
Takbir! ALLOHU AKBAR!!!
Posting Komentar untuk "SEKILAS TENTANG KH. HASYIM ASY’ARI"