Tonton di YouTube (tayang jam 00.30 WIB 06.00 WIB) klik disini
"Wang sinawang" dalam bahasa Jawa berarti saling memandang, memperhatikan kondisi satu sama lain. Dalam konteks dakwah, ini mengandung makna: umat Islam harus peka terhadap keadaan saudaranya di berbagai belahan dunia. Jangan sampai kita hanya sibuk dengan ibadah pribadi, tapi tidak peduli terhadap luka umat.
๐ Realita Umat Islam Hari Ini
Kondisi umat Islam global ibarat tubuh yang luka di banyak titik, tapi tidak semua bagian tubuh merasa. Padahal Nabi ๏ทบ mengingatkan:
> «ู َุซَُู ุงْูู ُุคْู َِِููู ِูู ุชََูุงุฏِِّูู ْ َูุชَุฑَุงุญُู ِِูู ْ… َูู َุซَِู ุงْูุฌَุณَุฏِ ุงَْููุงุญِุฏِ، ุฅِุฐَุง ุงุดْุชََูู ู ُِْูู ุนُุถٌْู، ุชَุฏَุงุนَู َُูู ุณَุงุฆِุฑُ ุงْูุฌَุณَุฏِ…»
“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta, kasih sayang, dan empati mereka seperti satu tubuh. Bila satu bagian sakit, seluruh tubuh ikut demam dan tidak bisa tidur.”
(HR. Muslim)
Namun hari ini, jutaan umat Islam tersakiti, sementara sebagian besar dari kita diam, tak merasa, tak peduli.
Contoh Nyata Luka Umat:
1. Palestina
Sejak 1948, tanah suci umat Islam ini dijajah Zionis Israel. Terbaru, sejak akhir 2023 hingga pertengahan 2025, lebih dari 35.000 warga Gaza syahid, mayoritas perempuan dan anak-anak. Rumah sakit dihancurkan, masjid dibom, dan dunia hanya menonton. Banyak dari umat Islam hanya mengutuk sebatas status media sosial.
2. Uighur (Xinjiang, Tiongkok)
Muslim dilarang berpuasa, salat, bahkan menyebut nama Allah. Mereka dikurung di kamp re-edukasi, dipaksa tunduk pada nilai-nilai atheistik.
3. Yaman, Suriah, Sudan
Konflik berkepanjangan yang menyebabkan jutaan pengungsi dan anak-anak yatim. Kemanusiaan runtuh, dan bantuan sering tersendat karena politik internasional.
4. Indonesia sendiri
Kemiskinan sistemik dan kesenjangan ekonomi masih melanda mayoritas Muslim.
Islamofobia akademik dan media menjauhkan masyarakat dari ajaran Islam kaffah.
Mereka yang menyerukan Islam sebagai sistem hidup sering kali dilabeli radikal, sementara penceramah yang "lucu-lucu" justru diglorifikasi.
๐ง Sekularisme: Sumber Kemandulan Umat
Banyak umat Islam merasa cukup hanya dengan menjalankan ritual pribadi, seperti salat, puasa, zakat, tanpa merasa bertanggung jawab terhadap umat secara keseluruhan.
Inilah bahaya sekularisme, ideologi penjajah yang memisahkan Islam dari kehidupan. Agama dijadikan urusan privat, tidak boleh mengatur ekonomi, pendidikan, bahkan politik.
Padahal Allah menegaskan:
> َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง ุงุฏْุฎُُููุง ِูู ุงูุณِّْูู ِ َูุงَّูุฉً
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah)..."
(QS. Al-Baqarah: 208)
Islam tidak hanya tentang ibadah ritual, tetapi juga mengatur kehidupan dalam seluruh aspeknya: sosial, hukum, pemerintahan, pendidikan, hingga hubungan internasional.
๐ Ayyamut Tasyriq: Momentum untuk Bangkit
Hari-hari Tasyriq (11–13 Dzulhijjah) sering kali hanya dipahami sebagai waktu untuk makan, minum, dan santai. Namun hakikatnya adalah hari penuh dzikir dan refleksi.
> ุนَْู ُูุจَْูุดَุฉَ ุงُْููุฐَِِّูู َูุงَู: َูุงَู ุฑَุณُُูู ุงِููู ๏ทบ: «ุฃََّูุงู ُ ุงูุชَّุดْุฑِِูู ุฃََّูุงู ُ ุฃٍَْูู َูุดُุฑْุจٍ َูุฐِْูุฑٍ َِِّููู»
“Hari-hari Tasyriq adalah hari makan, minum, dan berdzikir kepada Allah.”
(HR. Muslim)
> َูุฅِุฐَุง َูุถَْูุชُู ْ ู ََูุงุณَُِููู ْ َูุงุฐُْูุฑُูุง ุงََّููู َูุฐِْูุฑُِูู ْ ุขุจَุงุกَُูู ْ ุฃَْู ุฃَุดَุฏَّ ุฐِْูุฑًุง
"Maka apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, berdzikirlah kepada Allah sebagaimana kamu menyebut nenek moyangmu, atau bahkan lebih dari itu."
(QS. Al-Baqarah: 200)
Zikir di sini bukan sekadar lafadz lisan, tapi kesadaran kolektif akan tanggung jawab terhadap umat.
๐ก Apa yang Harus Kita Lakukan?
1. SADAR
Sadarlah bahwa umat ini sedang terluka. Bukan hanya di luar negeri, tapi juga di lingkungan kita sendiri.
Sadarlah bahwa sistem sekuler menjauhkan kita dari Islam kaffah.
2. PEDULI
Doakan saudara kita yang tertindas.
Ikuti dan sebarkan narasi kebenaran.
Edukasi masyarakat dengan ilmu yang lurus.
> ุฅَِّูู َุง ุงْูู ُุคْู َُِููู ุฅِุฎَْูุฉٌ
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara."
(QS. Al-Hujurat: 10)
3. BERTINDAK
Setiap dari kita punya peran:
Ulama: dakwah dengan hujjah.
Mahasiswa: kuasai ilmu dan bangun opini Islam.
Ibu rumah tangga: didik anak-anak jadi pejuang Islam.
Netizen: viralkan kebaikan, jangan ikut arus recehan.
> «ู َْู َูู ْ َْููุชَู َّ ุจِุฃَู ْุฑِ ุงْูู ُุณِْูู َِูู ََْูููุณَ ู ُِْููู ْ»
“Barangsiapa yang tidak peduli terhadap urusan kaum Muslimin, maka ia bukan termasuk golongan mereka.”
(HR. Al-Hakim, shahih lighairihi)
---
✊ Penutup
"Wang sinawang" bukan hanya soal melihat, tapi melihat dengan hati dan bertindak dengan iman.
Umat ini tidak kekurangan orang saleh, tapi kekurangan orang yang saleh dan peduli.
Mari jadi bagian dari perubahan, bukan hanya penonton penderitaan umat.
Wallรขhu a'lam.
Posting Komentar untuk "WANG SINAWANG – Menyadari Realita Umat"