Laporan kajian malam Jum'at Kliwon bersama Ust. Yugi Mogey di Masjid At-Thahiriyyah, Bojonghuni, Maleber, Ciamis.
Kajian OBSESI (Obrolan Seputar Islam) malam ini diawali dengan pembahasan yang sedang hangat, yakni konflik antara Iran dan Israel. Ust. Yugi Mogey mengajak para hadirin untuk tidak mudah terbawa euforia netizen, tetapi harus cerdas dan kritis dalam menyikapi isu geopolitik. “Kalau kita mengaji dalam aspek siyasah (politik), seharusnya kita bertanya: ada apa di balik serangan Iran ke Israel? Kenapa baru sekarang, bukan dari dulu?” tanyanya. Namun kajian malam ini tidak fokus membahas konflik tersebut, melainkan menggali hakikat kebahagiaan sejati dalam Islam.
Bahagia Itu Soal Rasa, Bukan Ukuran Duniawi
Tema besar malam ini adalah Kunci Kebahagiaan. Menurut Ust. Yugi, banyak orang keliru menilai kebahagiaan hanya dari ukuran materi: pasangan, harta, ketenaran, jabatan. Padahal semua itu fana.
> "ู ุง ุนูุฏَُูู ْ ََْูููุฏُ َูู ุง ุนِูุฏَ ุงِููู ุจَุงูٜ"
"Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal." (QS. An-Nahl: 96)
Begitupun Allah mengingatkan:
> "َูุงุจْุชَุบِ ِููู َุง ุขุชَุงَู ุงُููู ุงูุฏَّุงุฑَ ุงْูุขุฎِุฑَุฉَ"
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat." (QS. Al-Qashash: 77)
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa harta dunia digunakan untuk taat kepada Allah, bukan semata kesenangan pribadi. Dunia itu alat menuju akhirat.
Bahagia dalam Pandangan Nabi dan Para Sahabat
Ust. Yugi mengingatkan pentingnya memahami Robb (Tuhan) bukan hanya sebagai pencipta, tapi juga sebagai pengatur seluruh kehidupan. Maka, konsekuensinya kita harus rela diatur oleh syariat-Nya.
Rasulullah bersabda:
> "ู َْู َูุณَّุฑَ ุงَููุฑْุขَู ุจِุฑَุฃِِْูู ََْูููุชَุจََّูุฃْ ู َْูุนَุฏَُู ู ِْู ุงَّููุงุฑ"
"Barangsiapa menafsirkan Al-Qur'an dengan akalnya sendiri, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka." (HR. Tirmidzi)
Umat Islam hari ini membutuhkan kesadaran penuh akan krisis kemanusiaan dan agama. Ust. Yugi menyinggung bahwa saudara kita di Palestina sulit tidur nyenyak, sedangkan kita? Jangan cuek!
QS. Hud Ayat 105-108 mengingatkan bahwa orang-orang yang celaka akan ke neraka, dan yang bahagia akan kekal di surga.
Rasulullah bersabda:
> "Didatangkan penduduk dunia yang paling sengsara, lalu dicelupkan ke dalam surga hanya sesaat. Kemudian ia ditanya: 'Pernahkah kamu mengalami kesulitan?' Ia menjawab, 'Tidak pernah.'" (HR. Muslim no. 2807)
3 Pilar Kebahagiaan: Taat - Qona'ah - Istiqomah
1. Taat kepada Syariat
> "ู َْู ุนَู َِู ุตَุงِูุญًุง ู ِْู ุฐََูุฑٍ ุฃَْู ุฃُْูุซَู ََُููู ู ُุคْู ٌِู ََُูููุญََُِّْูููู ุญََูุงุฉً ุทَِูุจَุฉً"
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka Kami akan beri dia kehidupan yang baik." (QS. Thaha: 124)
2. Qona'ah (Merasa Cukup)
> "Sungguh beruntunglah orang yang masuk Islam, diberi rezeki yang cukup, dan Allah menjadikannya qona’ah dengan apa yang diberikan kepadanya." (HR. Ibnu Majah)
Qona’ah bukan berarti pasrah buta. Ust. Yugi menekankan bahwa dalam konteks ekonomi politik hari ini, kita harus tetap kritis terhadap sebab-musabab kemiskinan dan tidak hanya menyalahkan takdir.
3. Istiqomah (Konsistensi dalam Iman & Amal)
> "ุฅَِّู ุงَّูุฐَِูู َูุงُููุง ุฑَุจَُّูุง ุงُููู ุซُู َّ ุงุณْุชََูุงู ُูุง ุชَุชََูุฒَُّู ุนََِْูููู ْ ุงْูู ََูุงุฆَِูุฉُ"
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: 'Tuhan kami ialah Allah' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka..." (QS. Fusshilat: 30)
Cara untuk merawat istiqomah:
Hadiri majelis ilmu
Praktikkan syariat secara utuh
Pelajari kisah orang saleh
Bergaul dengan orang saleh
Banyak berdoa
Doa dalam QS. Ali Imran ayat 8:
> "ุฑَุจََّูุง َูุง ุชُุฒِุบْ ُُูููุจََูุง ุจَุนْุฏَ ุฅِุฐْ َูุฏَْูุชََูุง ََููุจْ ََููุง ู ِْู ُّูุฏَُْูู ุฑَุญْู َุฉً"
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu."
Hikmah dan Harapan
Kajian malam ini menegaskan bahwa bahagia bukan soal duniawi, tetapi ketika kita semakin dekat kepada Allah. Selagi kita masih hidup, mari terus menuntut ilmu, berdakwah, dan peduli kepada saudara-saudara kita yang jauh dari Islam karena sistem sekuler yang menyesatkan.
Jangan sia-siakan waktu hidup yang terbatas ini. Dakwah adalah bukti cinta kita kepada sesama. Semoga kita istiqomah dalam ketaatan hingga akhir hayat. Aamiin.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Posting Komentar untuk "KUNCI KEBAHAGIAAN SEJATI: Antara Dunia dan Akhirat"