Bismillah…
Sejarah membuktikan bahwa Islam bukan sekadar agama yang hanya mengatur ibadah, tapi juga sistem kehidupan yang sempurna. Dari urusan pribadi, sosial, ekonomi, hingga pemerintahan, Islam sudah memberikan pedoman yang jelas. Dan salah satu janji Allah yang pasti adalah tegaknya kembali kepemimpinan Islam dalam bentuk Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah—khilafah yang berjalan di atas tuntunan kenabian.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“…Kemudian akan ada Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah (di atas metode kenabian).” (HR. Ahmad)
Artinya, setelah berbagai fase dalam sejarah Islam—masa kenabian, khulafaur rasyidin, kerajaan Islam, hingga zaman umat Islam tercerai-berai seperti sekarang—akan datang masanya sistem Islam kembali ditegakkan sebagaimana pada zaman Rasulullah ﷺ dan para sahabat. Ini bukan sekadar wacana atau mimpi kosong, tapi janji Allah yang pasti.
Pertanyaannya, kita berada di pihak yang mana?
Apakah kita menjadi bagian dari mereka yang memperjuangkan tegaknya Islam secara kaffah (menyeluruh), atau justru hanya diam dan jadi penonton? Atau lebih parahnya lagi, malah menjadi bagian yang menghalangi perjuangan Islam?
Allah berfirman:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ
"Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan kebajikan bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa…" (QS. An-Nur: 55)
Janji Allah ini jelas. Kemenangan Islam akan datang. Syariat Islam akan kembali ditegakkan. Tapi apakah kita akan menjadi bagian dari orang-orang yang memperjuangkannya? Ataukah kita hanya sibuk dengan urusan dunia, diam ketika Islam dihina, dan berpangku tangan saat umat Islam ditindas?
Jangan sampai kita hanya jadi penonton. Sebab dalam perjuangan Islam, diam saja pun bisa menjadi dosa! Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika tidak mampu juga, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
Maka, sekarang saatnya kita bergerak! Masing-masing dari kita punya peran dalam perjuangan ini. Ada yang berjuang di medan dakwah, ada yang menegakkan Islam di lingkup keluarga dan masyarakat, ada yang mendukung dengan harta dan doa. Yang penting, kita tidak tinggal diam!
Semoga Khilafah segera tegak, menyatukan umat Islam secara global di bawah naungan syariat. Jangan pernah ragu, karena janji Allah itu pasti!
Takbir! Allahu Akbar!
Posting Komentar untuk "Syariat Islam Pasti Tegak: Kita Berjuang atau Jadi Penonton?"