Tauhid adalah inti ajaran Islam yang menjadi landasan bagi seluruh aspek kehidupan seorang Muslim. Tauhid berarti mengesakan Allah, baik dalam keberadaan, peribadahan, maupun sifat-sifat-Nya. Dalam Islam, konsep tauhid sering dijelaskan melalui tiga kategori: Tauhid Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma wa Shifat. Namun, sebagian orang salah memahami pembagian ini dan mengira bahwa tauhid menyerupai konsep Trinitas dalam agama lain. Padahal, pembagian ini bukan untuk memisahkan sifat Allah, melainkan untuk mempermudah manusia memahami keesaan-Nya secara menyeluruh.
Tauhid Rububiyah adalah keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta, Pemelihara, dan Pengatur alam semesta. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
"ุงَُّููู ุฎَุงُِูู ُِّูู ุดَْูุกٍ ََُููู ุนََٰูู ُِّูู ุดَْูุกٍ ٌَِูููู"
"Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu." (QS. Az-Zumar: 62).
Keyakinan ini mengajarkan bahwa tidak ada sekutu bagi Allah dalam penciptaan dan pengaturan alam semesta. Bahkan kaum musyrik pada zaman Nabi Muhammad ๏ทบ mengakui Allah sebagai Rabb (Tuhan), sebagaimana disebutkan dalam QS. Yunus ayat 31. Namun, pengakuan terhadap Rububiyah saja tidak cukup jika tidak disertai dengan Tauhid Uluhiyah.
Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah dalam ibadah. Dalam hal ini, seorang Muslim harus menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam semua bentuk ibadah, seperti salat, doa, puasa, dan kurban. Allah berfirman:
"ุฅَِّูุงَู َูุนْุจُุฏُ َูุฅَِّูุงَู َูุณْุชَุนُِูู"
"Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan." (QS. Al-Fatihah: 5).
Mengkhususkan ibadah hanya kepada Allah adalah inti dari pengesaan-Nya. Syirik, yaitu menyekutukan Allah dalam ibadah, adalah dosa terbesar yang dapat menggugurkan keimanan. Oleh karena itu, seorang Muslim harus menjaga tauhidnya dari segala bentuk penyimpangan.
Selain itu, ada Tauhid Asma wa Shifat, yaitu beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis. Dalam QS. Asy-Syura ayat 11, Allah berfirman:
"َْููุณَ َูู ِุซِِْูู ุดَْูุกٌ ََُููู ุงูุณَّู ِูุนُ ุงْูุจَุตِูุฑُ"
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar, Maha Melihat."
Nama-nama dan sifat Allah harus diterima tanpa mengubah makna, menolak keberadaannya, menyerupakannya dengan makhluk, atau membayangkan bentuknya. Pemahaman yang benar tentang Asma wa Shifat Allah akan menjaga seorang Muslim dari kekeliruan dalam memahami keesaan Allah.
Adanya pembagian Tauhid Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma wa Shifat adalah metode yang digunakan para ulama untuk mempermudah manusia memahami tauhid secara mendalam. Ini bukan berarti Allah dipisahkan menjadi tiga bagian, seperti halnya konsep Trinitas dalam agama lain. Sebaliknya, pembagian ini menegaskan bahwa Allah adalah satu dalam segala aspek, baik sebagai Pencipta, yang disembah, maupun pemilik nama dan sifat yang sempurna.
Tauhid adalah inti keimanan yang menjadi landasan diterimanya amal seorang Muslim. Dengan memahami konsep tauhid yang benar, seorang Muslim dapat menjaga dirinya dari syirik dan mengarahkan hidupnya sepenuhnya untuk mengesakan Allah. Sebagai hamba-Nya, sudah sepatutnya kita mempelajari tauhid dengan mendalam agar ibadah kita diterima oleh Allah.
Wallahu a'lam bissowab.
Posting Komentar untuk "Tauhid: Konsep Ketuhanan dalam Islam"